Suku Melayu
Nama : Elisa Octaviany Napitupulu
NPM: 53414499
Kelas : 1IA03
Tahun Ajaran 2014/2015
Suku
Melayu
Pada zaman dahulu ada kelompok etnis dari orang
Austronesia berkunjung ke sumatera bagian timur untuk menyebarkan suku melayu.Sekelompok
itu berkembang dan membentuk sebuah kerajaan, pada waktu itu kerajaan yang
terbentuk bernama kerajaan Malayu.Kata melayu berasal dari kerajaan Malayu,tapi
kerajaan tersebut tidak bertahan lama.Kerajaan itu takluk dengan kerajaan
Sriwijaya, suku melayu berkembang hingga sampai keluar sumatera mengikuti
teritorial kerajaan Sriwijaya. Suku melayu meluas didaerah semananjung
malaya,jawa,dan kalimantan.
Istilah melayu berasal dari kata mala (yang
berarti mula) dan yu (yang berarti negeri) seperti diberikan kepada kata Ganggayu
yang berarti negeri Gangga.Pendapat ini bisa dihubungkan dengan cerita rakyat
melayu yang paling luas dikenal,yaitu cerita siKelambai atau sang Kelambai.Cerita
ini mengisahkan berbagai negeri,patung,gua,dan ukiran dan sebagainya,yang
dihuni atau disentuh oleh Si Kelambai,semuanya akan mendapat keajaiban. Ini
memberi petunjuk bahwa negeri yang mula-mula dihuni orang melayu pada zaman
purba itu,telah mempunyai peradaban yang cukup tinggi.Kemudian menurut orang melayu,yang
dimaksud dengan orang melayu bukan dilihat dari pada tempat asal seseorang atau
dari keturunan darah.
Suku melayu asli berasal dari sumatera,meskipun
banyak pula suku seperti minangkabau, mandailing,dan dayak yang berpindah
kepesisir semenanjung malaya,dan pantai kalimantan barat. Dalam perkembangan
selanjutnya berkembang luas dikepulauan nusantara yang dapat pengaruh besar
dari suku melayu. Bahasa melayu menjadi berkembang yang disebut ‘lingua franca’
yang menggantikan bahasa sansekerta pada waktu itu.Bahasa melayu yang
berkembang yang telah dipakai masyarakat nusantara menjadi bahasa nasional yang
dipakai Indonesia, Malaysia,dan Brunei Darusalam.
Suku melayu
terbagi atas 2 ras yaitu melayu Deutero dan melayu Proto.Melayu Proto adalah
melayu tua dan melayu Deutero adalah rumpunan melayu yang datang setelah melayu
Proto pada zaman dahulu.Pada waktu itu,baik melayu tua maupun melayu muda
sama-sama memegang kepercayaan nenek moyang yang disebut Animisme (semua benda
punya roh) dan Dinamisme (semua benda mempunyai semangat).Kepercayaan ini
kemudian semakin berkembang Hindu-Budha.Sebab antara kedua kepercayaan ini hampir
tidak ada beda.Keduanya sama-sama bergantung pada alam pikiran leluhur,yang
sering disebut mitos atau spiritual.
Kehadiran
agama Islam ke dalam kehidupan melayu muda,orang Melayu akan memperlihatkan
agamanya (Islam) adat dan kepercayaan yang bercitra Islam dan bahasa melayu
yang mengandung agama Islam.Tentu sebab
karena suatu hal yang ganjil,jika suatu masyarakat memeluk agama Islam,sedangkan
bahasa yang menjadi pendukung potensi budayanya tidak Islami.Karena itu bahasa
dan budaya melayu muda juga mendapat sentuhan dan pengaruh Islam,sehingga
hasilnya budaya melayu menjadi satu di antara lima budaya Islam di dunia ini.Budaya
Melayu itu ada dipengaruhi dengan Islam,yang merupakan hasil kreativitas orang
melayu yang menganut agama islam.
Orang luar
atau bangsa lain yang datang lama dan tinggal didaerah sumatera dapat dikatakan bagian masyarakat
melayu.Tentulah atas kenyataan ini orang Cina yang masuk agama Islam disebut
oleh kaum kerabatnya masuk Melayu.Suku melayu lebih banyak ditemui diRiau,disebut
juga melayu Riau atau Riau Raya adalah wilayah dan masyarakat melayu yang
tinggal diProvinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.Mereka menggunakan bahasa,
adat, dan budaya Melayu sehari-harinya. Riau Raya merupakan peradaban melayu
yang luas,kaya,dan indah.
Persebaran
masyarakat melayu Riau terbagi atas masyarakat melayu Riau Kepulauan,yaitu
masyarakat melayu Riau yang bermukim di kawasan Provinsi Kepulauan
Riau.Masyarakat melayu Riau daratan,yaitu masyarakat melayu Riau yang bermukim
di kawasan Provinsi Riau,terdiri atas melayu Riau Pesisisr dan melayu
Pedalaman.Adapun pemetaan budaya melayu pesisir adalah sebagai berikut:
a.Kabupaten Bengkalis
b.Kabupaten Rokan Hilir
c.Kota Dumai
d.Kabupaten Kepulauan Meranti
e.Kabupaten Siak
f. Kabupaten Indragiri Hilir
g.Kabupaten Indragiri Hulu sementara itu kabupaten ini juga menggunakan bahasa,budaya,dan adat melayu yang sama dengan melayu Riau Pesisir meski wilayahnya berada di pedalaman Riau h.Kota Pekanbaru yang dulunya merupakan bahagian dari provinsi Kerajaan Siak berada ditengah-tengah Provinsi Riau,adat,budaya,dan bahasa yang digunakan merupakan adat melayu Siak yang berkembang pada saat itu
a.Kabupaten Bengkalis
b.Kabupaten Rokan Hilir
c.Kota Dumai
d.Kabupaten Kepulauan Meranti
e.Kabupaten Siak
f. Kabupaten Indragiri Hilir
g.Kabupaten Indragiri Hulu sementara itu kabupaten ini juga menggunakan bahasa,budaya,dan adat melayu yang sama dengan melayu Riau Pesisir meski wilayahnya berada di pedalaman Riau h.Kota Pekanbaru yang dulunya merupakan bahagian dari provinsi Kerajaan Siak berada ditengah-tengah Provinsi Riau,adat,budaya,dan bahasa yang digunakan merupakan adat melayu Siak yang berkembang pada saat itu
Meskipun kita melihat ada perbedaan
antara melayu tua dengan melayu muda,namun kedua keturunan suku melayu ini
masih mempunyai persamaan kultural.Orang Melayu itu akan selalu menampilkan
budaya perairan (maritim).Mereka adalah manusia perairan,bukan manusia pegunungan.Mereka
menyukai air,laut,dan suka mendiami daerah aliran sungai,tebing pantai,dan
rimba belantara yang banyak dilalui oleh sungai-sungai.Sebab itu budaya mereka
selalu berkaitan dengan air,dan laut,seperti
sampan,rakit,perahu,jalur,titian,berenang,dan bermacam perkakas penangkap ikan
seperti kail,lukah,hingga jala.
Hasil tangkapan ikan diperoleh para nelayan,baik secara kelompok maupun perorangan dijual secara langsung kepada masyarakat.Jenis ikan yang ditangkap terdiri dari ikan ekor kuning,ikan tenggiri,ikan layang,ikan katamba dan ikan kerapu.Dalam usaha penangkapan ikan ini,perahu memegang peranan yang sangat penting,karena hampir semua kegiatan penangkapan ikan harus menggunakan perahu.Di laut biasa digunakan sampan dengan layar yang disebut sampan “balang”, sampan “kolek”.Disungai perahu-perahu kecil yang disebut “jalow” dan “belukang”.
Hasil tangkapan ikan diperoleh para nelayan,baik secara kelompok maupun perorangan dijual secara langsung kepada masyarakat.Jenis ikan yang ditangkap terdiri dari ikan ekor kuning,ikan tenggiri,ikan layang,ikan katamba dan ikan kerapu.Dalam usaha penangkapan ikan ini,perahu memegang peranan yang sangat penting,karena hampir semua kegiatan penangkapan ikan harus menggunakan perahu.Di laut biasa digunakan sampan dengan layar yang disebut sampan “balang”, sampan “kolek”.Disungai perahu-perahu kecil yang disebut “jalow” dan “belukang”.

Ada beberapa adat isti adat melayu
yang masih berlaku hingga saat ini, diantaranya adat istiadat dalam upacara perkawinan,gunting
rambut(tepung tawar)dan lain sebagainya.Tepung Tawar merupakan tradisi dalam masyarakat
melayu.Tepung tawar dilakukan dengan cara khusus yaitu tepung diaduk kemudian
ditungkal dan penawar yang terbuat dari daun kelapa dicelup pada tepung dan
ditepuk pada kening,tangan kiri,dan kanan,pusar,kaki kiri dan kaki kanan dengan
membaca selawat nabi atau doa untuk memohon keselamatan.Upacara tepung tawar
ini masih membudaya pada masyarakat melayu.Upacara adat tepung tawar adalah
permohonan doa yang disampaikan oleh tokoh-tokoh adat, alim ulama, masyarakat
kepada Tuhan,agar
kedua mempelai dalam mengarungi bahtera hidup berumah tangga yang baru saja
dibina bakal berkepanjangan,rukun,dan damai hingga keakhir hayat.Tepuk tepung
tawar ini dilakukan dalam jumlah yang ganjil oleh kaum Bapak, sementara kepada
kaum Ibu tidak diperkenankan.

Sistem
kekerabatan pada masyarakat melayu pada umumnya menganut sistem bilinial atau
bilateral yaitu mengambil garis keturunan dari ayah dan ibu.Anak mendapatkan
perhatian dan perlakuan yang sama dari orang tua maupun sanak keluarga dari
ayah dan ibu.Tetapi dalam pembagian warisan,anak laki-laki memperoleh bagian
yang lebih banyak dari anak perempuan.Dalam suku melayu,yang merupakan kelompok
kekerabatan terdiri dari ayah,ibu dan anak-anak.Ketiga bagian ini yang disebut
keluarga inti.Adapun istilah yang digunakan oleh masyarakat melayu adalah:
Ayah,yaitu
panggilan anak-anak terhadap orang tua laki-laki
Umak,yaitu
panggilan anak-anak terhadap orang tua perempuan.
Nek Aki,yaitu
panggilan terhadap orang tua laki-laki ayah atau ibu
Nek Wan,yaitu
pangglan terhadap orang tua perempuan ayah atau ibu.
Pak Tuak,yaitu
panggilan untuk saudara laki-laki ayah atau ibu.
Mak Tuak,yaitu
panggilan untuk saudara perempuan ayah atau ibu.
Mertua,yaitu
panggilan untuk menyebut orang tua suami atau istri.
Besan,yaitu panggilan
orang tua dari pihak laki-laki menyebut orang tua pihak istri anaknya atau
dengan menantunya dengan sebutan besan dan demikian sebaliknya.
Ipar,yaitu
panggilan untuk saudara kandung dari suami atau istri.Biras, yaitu panggilan
untuk suami atau istri dari ipar.
Panggilan
terhadap pak Tuak ini tergantung dari urutan kelahiran.Apabila Pak Tuak
merupakan anak pertama maka dipanggil Pak Along(yang sulung),anak kedua
dipanggil Pak Angah(yang kedua),anak ketiga dipanggil Pak De(yang ketiga),anak (yang
keempat)dipanggil Pak Ning,anak(yang kelima Pak Teh,anak(yang keenam)Pak Ndah,anak(yang
ketujuh)Pakmok,dan dipanggil Pak Usu(yang bungsu).Sedangkan untuk yang
perempuan dipanggil Mak Along,Mak Angah,Mak De,Mak Ning,Mak Teh,Mak Ndah,Mak
Mok,dan anak yang terakhir Mak Usu.Ada juga yang seperti ini,jika jumlah
saudara lebih dari tiga orang disebut berdasarkan warna kulitnya.Istilah
tersebut dapat juga dilihat dari fisiknya.Apabila waktu lahir badannya
kecil,maka dapat dipanggil Pak Acik.Apabila badannya tinggi,maka dapat
dipanggil Pak Anjang.Dan apabila badannya gemuk dipanggil Pak Amok.Bila
panggilan terhadap orang dewasa ada istilahnya maka antara anak-anak juga ada
istilah sendiri. Misalnya sebutan saudara sepupu untuk anak dari Pak Tuak dan
Mak Tuak.
Daftar
Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar